Fakultas Keperawatan Universitas Riau (FKp UNRI)

Mekanisme Penjaminan Mutu Fakultas

Berdasarkan rubrik BAN PT, semua prodi UNRI mestinya mendapat nilai maksimal kalau jawabannya: di Prodi UNRI, ada sistem penjaminan mutu internal (SPMI) baik tingkat Prodi, jurusan, fakultas, dan universitas. Pelaksanaan dan umpan balik dikerjakan di level prodi, jurusan, fakultas, dan universitas. Siklus SPMI yaitu: PPEPP. Penetapan Kebijakan, standar, mutu, dan formulir di tingkat Universitas (Rektor); Pelaksanaan SPMI yaitu: prodi, jurusan, dan Fakultas; Evaluasi dilaksanakan oleh LPPMP dengan menurunkan audit mutu internal ke Prodi dan jurusan. Pengendalian, dilakukan oleh LPPMP, WD I, ketua jurusan, dan koordinaor prodi. Pengembangan, dikoordinasikan oleh LPPMP dgn prodi, ketua jurusan, dan WD I. Lalu semua dokumen dan laporan masing-masing prodi ada di Website LPPMP.

OTK UNRI mengkobinasikan kedua model: level Universitas di LPPMP dan di Level Fakulltas, jurusan, dan prodi diintegrasikan dengan manajemen.



Filosofi QA, quality assurance, yang bahasa kitanya penjaminan mutu, atau mutu yang akan dijaminkan kelangsungannya untuk sebuah institusi atau sebuah badan atau sebuah perusahaan, chevron juga punya QA, boeing juga punya.

Tujuannya apa?

Bagi penguna tentu saja mereka jadi percaya pada institusi tersebut, bagi yang menjalankan institusi merasa percaya diri karena mutu institusinya sudah terjamin. 

Pelaksanaannya bagaimana?

Cara bagi intitusi pendidikan seperti universitas yang paling sederhana yaitu spmi, penjaminan mutu driven dari dalam oleh orang2 yang ada di dalam prodi misalnya. Mutu apa yg mau dijaminkan tentu guidelinenya dirumuskan oleh lppmp, prodi akan mengambil secara perlahan mutu apa yg mau dijaminkan. Mutu2 ini sudah ditetapkan lppmp standar dan indikatornya, ini yang akan diadopsi prodi, misal lulusan prodi yang bermutu memiliki toefl 500, ipk minimal 3.2, pada 2 tahun kedepan.

Bagaimana caranya?

Itulah yg akan diusahakan prodi, kemudian dievaluasi setiap tahun/siklus, jika belum tercapai diperbaiki jika sudah tercapai ditambah mutu yg lainya.
Jika ingin menjaminkan mutu secara ekternal/nasional yaitu mengunakan BAN PT atau LAM. Jika belum puas tambah lagi ISO untuk topik2 tertentu, selanjutnya jika mau go internasional lanjut ke AQAN badan akreditasi asia tenggara, lanjut lagi pakai standar yg digunakan Boeing yaitu Malcom baldrige. BINUS, Telkom, WIKA kalau tidak salah juga mengadopsi standar Malcom baldrige (eks menteri keuangan US yg membuat standar mutu untuk Boeing sehingga maju seperti sekarang ini)

Hal hal seperti EDOM, SOP, formulir dan lain lainya adalah produk dari proses penjaminan mutu di prodi masing 2.
Budaya mutu sudah seharusnya menjadi kepentingan kita, untuk suitainability prodi, bukan hanya untuk menghadapi akreditasi BAN PT.